Pages

Monday, May 11, 2015

Review: Alice Clayton - Rusty Nailed [Cocktail #2]

Rusty Nailed
Alice Clayton

Seri: Cocktail #2
Penerbit: Elex Media Komputindo
Penerjemah: Yunita Chandra
Editor: Gityasworo S.
Genre: Contemporary Romance
Ketika sang bos memperpanjang perjalanan bulan madunya, Caroline harus bekerja gila-gilaan untuk menjaga kelangsungan perusahaan desain interiornya terlebih dirinya menjadi desainer utama dalam proyek renovasi sebuah hotel tua yang cantik.

Begitu pula Simon yang berprofesi sebagai fotografer profesional. Perjalanannya membuat pasangan itu mendapat tugas berat untuk menjadikan hubungan mereka "semakin dekat walau terpisah jarak".

Perjalanan ke rumah masa kecilnya membuat Simon merenungkan kembali gaya hidup nomadennya. Dia pun memutuskan untuk berada di rumah lagi. Lebih sering. Tentu saja, bersama Caroline. Kebersamaan yang lebih sering adalah hal baik tapi mengurangi bepergian dan bekerja, bukankah itu terlalu ekstrem?
Buy book at : Gramedia


Rusty Nailed adalah buku kedua dari seri Cocktail, buku pertamanya adalah Wallbanger yang Romancenesia yakin sebagian besar dari kamu sudah baca. Sebelum memulai review buku terbitan Elex ini, tahukah kamu tentang minuman yang menjadi judul novel ini?

Rusty Nail adalah cocktail yang terbuat dari Drambuie (campuran scotch whisky, madu, dan rempah-rempah) dengan scotch whisky. Semakin banyak Drambuie-nya, semakin manis rasanya. Biasanya cocktail ini disajikan dalam gelas seperti di samping dan dituang di atas es batu serta dilengkapi dengan lemon.







How they met...
Di buku pertama, Wallbanger, Caroline dan Simon berkenalan ketika Caroline menggedor kamar pria itu. Caroline yang sudah lama tidak mengalami orgasme, merasa terganggu dengan aktivitas percintaan Simon dengan wanita-wanitanya setiap malam (yang tentunya mengalami O). Semenjak itu hubungan keduanya terus berkembang. Yang belum baca, silakan baca Wallbanger ya. Recommended, ceritanya lucu dan ringan :)

Di Rusty Nailed hubungan Simon dan Caroline menjadi semakin serius. Bulan madu Jillian, atasan Caroline, membuat kedua karakter utama ini semakin dekat. Simon bahkan memutuskan untuk rehat sejenak dari pekerjaannya sebagai fotografer agar dapat selalu bersama Caroline.

and the problems begin...
Semakin sibuk dengan tumpukan kerjaan sepeninggal Jillian, keberadaan Simon yang tentunya diikuti dengan percintaan dimana-mana, membuat Caroline merasa membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan dia menarik diri dari Simon. Yah, bukan Simon namanya kalau tidak dapat menarik Caroline keluar dari kungkungannya ;)

Dan sepucuk surat reuni yang dikirimkan pada Simon membuat pria itu memikirkan masa lalu. Sebuah kenangan yang menguak luka lama dan membuat pria itu rapuh. Tugas Caroline lah membuat pria itu kembali kuat untuk menghadapi kenangan menyedihkan itu.

About Rusty Nailed
Selama membaca buku ini, kalau kamu mencari adegan "kipas" aka hot, kamu akan sangat dimanjakan. Prolognya sendiri sudah bertebaran adegan percintaan dalam setiap halamannya. Sepanjang cerita pastinya ada banyak.

Di sini juga diceritakan tentang hubungan sahabat-sahabat Caroline dan Simon yang salah satunya sudah putus karena sang pria selingkuh. Neil bercerita kepada Sophie bahwa ia berciuman dengan mantan pacarnya. Jelas Sophie marah dan tidak mau mendengar penjelasan Neil. Gregetan sih sama Sophie, seenggaknya dengerin dulu cerita Neil, tapi yang ada sepanjang buku ini mereka berantem kayak anak kecil. Ckckckckck... Tapi, mencium mantan dan tidak mengakui kalau itu selingkuh? Hmmm... Aku rasa Neil pantas mendapatkan kemarahan Sophie.

Ada juga cerita tentang Simon yang datang ke kota kelahirannya untuk menghadiri sebuah reuni. Bagian ini membuatku sedikit bertanya-tanya kenapa Simon sangat tegang seakan-akan pria ini menyimpan rahasia besar. Tapi ternyata bukan, hanya karena kota itu mengingatkannya pada orang tuanya yang sudah meninggal. Hmphhh...

Menjelang akhir dari cerita ini, Caroline akan mengalami dilemma yang membuatnya harus memilih. Dannnn... hubungan kedua karakter utama ini semakin serius saja sepertinya. Siapkah Caroline dan Simon? Jadi penasaran bagaimana akhir dari seri ini :)

en masse...
Kalau kamu mencari adegan 'panas', maka buku ini bisa menjadi salah satu pilihan kamu. Yang aku sayangkan dari ceritanya adalah perkembangan karakter yang sangat minim dan plot yang menurutku datar. Permainan emosinya kurang. Overall, aku cukup menikmati membaca buku ini, ringan, menghibur, dan 'hot' :) Bagaimana dengan kamu?

And the verdict, the book is...




No comments:

Post a Comment